Dunia  

Korea Utara Sambut Hari Matahari di Tengah Ancaman Perang

KIm Jong-Un dan warga negara Korea Utara merayakan Hari Matahari yang juga merupakan hari kelahiran pendiri negara, Kim Il Sung. (REUTERS/Damir Sagolj)
Loading...

Menitone.com – Warga Korea Utara menaruh keranjang-keranjang bunga dan buket di bawah potret pendiri negara Kim Il-Sung, guna merayakan Hari Matahari, pada Sabtu (15/4) yang sekaligus merupakan ulang tahun pendiri negara, Kim Il-Sung.

Setiap tahunnya, tanggal 15 April menjadi hari libur paling penting. Rezim Korea Utara sering memanfaatkannya untuk menampilkan kecakapan militer.

Adapun, tahun ini, Kim Il-Sung berusia 105 tahun.

Perayaan Hari Matahari tersebut tampak kontras dengan ketegangan yang timbul di kawasan Semenanjung Korea, akibat uji nuklir Korut dan ancaman dari pasukan serbu Amerika Serikat dan Jepang.

Loading...

Warga Korea Utara mengetahui kemungkinan adanya perang tersebut, namun mereka optimistis, pemimpin mereka, Kim Jong-Un akan memenangkan pertempuran.

“Kalau musuh ingin berperang dengan para pemimpin kami, kami tidak takut karena kami akan menang,” kata Jon Myon Sop, yang bekerja di stasiun bus, dikutip Reuters.

“Saya tahu tentang ketegangan yang sedang meningkat di Semenanjung Korea dan bagaimana AS dan negara-negara bonekanya telah membawa aset-aset militer mereka ke kawasan.

Di sisi lain, Cho Hyon Ran, pemandu wisata di tempat ziarah itu, mengatakan warga tidak ingin berperang dan mereka ingin merayakan Hari Matahari dengan tenang.

”Kami tidak ingin perang tapi kami tidak takut perang karena kami punya kekuatan besar, negara kami yang terkuat di dunia sekarang,“ kata dia.

“Kalian bisa lihat semua orang tertawa, semua orang menyanyi, semua orang merayakan Hari Matahari. Kami tidak takut apa pun.”

Parade militer yang dihadiri Kim Jong-Un, kemungkinan akan digelar, namun pemerintah belum mengonfirmasi detailnya ke para jurnalis asing yang berkunjung.

Pemimpin Pyongyang rutin mengancam AS dan Korea Selatan dengan pembinasaan. Secara teknis, Korea Utara masih berperang dengan Korea Selatan dan sekutunya, Amerika Serikat. Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan kesepakatan damai.

Kelompok kapal induk Amerika Serikat pekan ini menuju perairan Korea, begitu juga dengan kapal perang Jepang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan melakukan aksi sepihak ‘untuk mengatasi masalah.’

[cnn/cnn]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan