Ditjen Pajak Minta Maaf Atas Kicauan di Twitter Singgung Gender

DJP menyebutkan, kicauan tersebut dimaksudkan semata untuk humor dan sama sekali tidak berupaya merendahkan lawan bicara. (REUTERS/Iqro Rinaldi).
Loading...

Menitone.com – Akun twitter resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta maaf kepada netizen karena kicauan yang bernada seksis.

Rizqi Ayuni Lestari melalui akun twitternya @ayuderal berkicau pada hari ini, Rabu (22/2) pukul 08:46 WIB, “@DitjenPajakRI min kalau mau jadi pegawai pajak tapi bukan lulusan STAN bisa bgga gak sih min? ;)”

Cuitan itu segera dibalas akun @DitjenPajakRI dengan bunyi: “Untuk rekrutmen terbuka, kami menginduk ke @KemenkeuRI. Dinda Ayu nggak mau jadi istrinya pegawai pajak saja? #ehem.”

Balasan akun resmi DJP tersebut menimbulkan reaksi negatif dari para netizen. Salah satunya akun @rebel_brums yang berkicau, “@DitjenPajakRI @KemenkeuRI hey para orangtua liat nih anak-anak perempuan lo nyari kerja halal malah ditawar jadi bini. Kl (kalau) gatel pk (pakai) akun esek ja.”

Loading...

Akun @MarselinusChen menimpali, “@DitjenPajakRI @KemenkeuRI wah adminnya numpang cari jodoh ya.”

Melihat reaksi tersebut, admin @DitjenPajakRI meminta maaf melalui serangkaian cuitan pada pukul 14:32 WIB. “Selamat siang #KawanPajak. Taxmin secara terbuka meminta maaf terkait konten twit kami yang mengandung unsur seksis.”

DJP menyebutkan, kicauan tersebut dimaksudkan semata untuk humor dan sama sekali tidak berupaya merendahkan lawan bicara. “Terimakasih atas segala tanggapan terkait twit tersebut yang masuk kepada kami. Hal tersebut adalah respon yang sangat berharga.”

DJP berjanji, tanggapan yang masuk akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk untuk menyebarkan konten di media sosial. “Sebagai bagian dari @KemenkeuRI, @DitjenPajakRI mendorong terus berlakunya pengarusutamaan gender (PUG).”

PUG sendiri berwujud memastikan seluruh kebijakan, program, dan kegiatan telah adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki. PUG di Kemenkeu juga diwujudkan dalam pedoman pelaksanaan dan penganggaran responsif gender.

[cnn/cnn]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan