Cocok Buat Sajian Berbuka Puasa, Kue Padamaran Hanya Ada di Bulan Ramadan

Loading...

JAMBI – Kue yang hijau cantik ini hanya ada di bulan ramadan. Teksturnya lembut dengan rasa manis, cocok dinikmati sebagai sajian berbuka puasa.

Tekstur kue ini kenyal lembut seperti bubur. Bentuknya kecil pas buat sajian buka puasa. Kue Padamaran ini ada di Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Provinsi Jambi.

Tergolong kue unik yang hanya ada saat dibulan ramadan tiba. Memiliki citarasa yang sangat manis, kue Padamaran telah menjadi menu pilihan masyarakat Jambi saat bulan puasa.

Mencari kue ini pun juga sangat mudah, di bulan Ramadan, setiap para pedagang takjil selalu menyediakan makanan ringan ini sebagai menu andalan mereka. Selain kue Padamaran, ada juga kue Muso yang juga tersedia hanya di bulan ramadan.

Loading...

Kedua makanan ringan tersebut sangat sulit untuk ditemukan pada hari-hari biasa, bahkan jarang sekali dijual. Kecuali dipesan dalam acara-acara adat maupun acara keagamaan. Karena kue ini juga tergolong kue yang cepat basi.

Di pasar beduk yang berada di Jalan Sumantri Bojonegoro, Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi para pedagang takjil rata-rata selalu menyediakan takjil. Termasuk kue Padamaran dan kue Muso.

Menurut mereka, makanan ringan khas asli Jambi itu sangat laris dan juga menjadi menu pilihan utama masyarakat Jambi dalam memilih takjil untuk berbuka puasa.

“Kue Padamaran dan kue Muso ini sulit didapatkan kalau pada hari biasa, dan kadang sangat tidak pernah ada ditemukan, kecuali pada bulan puasa. Atau pada acara-acara adat dan juga acara keagamaan saja, makanya laris,” ujar Ani pedagang takjil kepada Detik.com, Ahad (20/5/2018).

Menurut Ani, di bulan puasa peminat kue Padamaran dan kue Muso meningkat. Ini karena kue yang mirip bur teksturnya ini di bagian bawahnya ada gula merah cair. Warna hijaunya berasal dari daun pandan dan suji sehingga sangat wangi. Harganya pun juga cukup terjangkau, satu buah kue Padamaran dan kue Muso ialah 1.500 rupiah saja.

Proses pembuatannya cukup lama tapi kedua kue ini jadi primadona, sajian wajib saat berbuka puasa di Jambi. “Kalau sekarang di bulan puas, saya rasa semua pedagang takjil yang ada di Jambi ini mungkin menjualnya, karena ini memang menjadi makanan khas ramadan bagi masyarakat Jambi,” tutur Ani.

Namun siapa sangka, dibalik kenikmatan dan keunikan yang ada di kue Padamaran dan kue Muso tersebut, para pengrajin makanan ringan ini sudah mulai berkurang. Ibu Absah misalnya, ia adalah salah satu pengrajin makanan ringan khas Jambi tersebut yang masih bertahan.

Di rumahnya yang berada di kawasan RT 07, Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi, Absah selalu kebanjiran pesanan saat bulan puasa tiba.

“Saya sudah hampir 20 tahun lamanya buat kue tradisional ini, walau proses buatnya cukup terbilang mudah. Namun kue Padamaran dan kue Muso memang banyak dijumpai saat ramadan saja,’ ujarnya saat dijumpai detikcom dikediamanya.

Baginya, bulan ramadan ini, memiliki berkah tersendiri. Dalam sehari ia dapat membuat sebanyak 500 porsi hingga 1000 porsi kue Padamaran dan kue Muso tergantung pesanan.

“Ya kalau buatnya pada hari biasa jarang, terkadang kalau ada pesanan buat acara-acara adat saja atau acara keagamaan, baru kita buat. Tetapi kalau bulan ramadan ini, pemesanannya sangat banyak,” katanya ”Omset sehari kalau bulan ramadan sih bisa sampai jutaan tergantung pesanan juga” tutur Absah.

Bahan-bahan untuk membuat kue Padamaran dan kue Muso terdiri dari tepung beras, santan kelapa murni baik kental maupun encer, kemudian gula merah, air perasan daun pandan, garam. Sementara daun pisang dipakai untuk mangkok atau takir kue yang harum dan legit ini.

[detikRamadan]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan