Ini Risikonya Konsumsi Daging Babi bagi Kesehatan

Bagi Anda yang menggemari menu makanan dari daging babi perlu berhati-hati sebagaimana pengolahan yang tidak tepat dan konsumsi yang berlebihan akan memunculkan bahaya daging babi untuk kesehatan.
Loading...

Menitone.com – Daging babi termasuk ke dalam kategori daging merah yang merupakan sumber protein hewani. Bagi Anda yang menggemari menu makanan dari daging babi perlu berhati-hati sebagaimana pengolahan yang tidak tepat dan konsumsi yang berlebihan akan memunculkan bahaya daging babi untuk kesehatan.

Daging babi tinggi akan kandungan lemak jenuh. Mengonsumsi daging babi terlalu sering berisiko menciptakan endapan lemak di dalam tubuh. Endapan lemak ini menyebabkan tingginya kadar kolesterol di dalam darah, yang mengakibatkan penyakit jantung.

Ada 6 Risiko Penyakit di Balik Bahaya Daging Babi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa daging olahan sapi, kambing, atau babi bersifat karsinogen. Karsinogen merupakan zat-zat yang dapat memicu kemunculan sel-sel yang bersifat kanker.

Loading...

Terlebih, mengonsumsi daging merah, seperti daging babi dalam porsi yang berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker usus. Oleh sebab itu, porsi mengonsumsinya perlu dibatasi hingga tidak melebihi 70 gram/hari.

Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan seputar bahaya daging babi untuk kesehatan.

Penyakit jantung:
Daging babi termasuk golongan daging merah. Sebagian daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi yang dapat meningkatkan kolesterol. Tingginya kolesterol jahat di dalam darah berarti tinggi pula risiko terkena penyakit jantung.

Kanker kolorektal:
Para peneliti belum sepakat tentang hal ini, namun sejumlah peneliti lain mengatakan bahwa mengonsumsi daging babi dapat meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal.

Sirosis:
Penelitian menunjukkan adanya hubungan mengonsumsi daging babi dengan sirosis. Sirosis adalah kerusakan hati kronis yang menyebabkan luka pada jaringan hati. Tingginya kandungan lemak tak jenuh ganda pada daging babi adalah faktor yang mendasari penyakit ini.

Kanker hati:
Rusaknya jaringan pada hati akan meningkatkan risiko kanker. Peneliti melihat adanya kemungkinan makanan berlemak, terutama dari konsumsi alkohol dan daging babi berisiko meningkatkan kanker hati. Hasilnya, mengonsumsi daging babi erat kaitannya dengan terjadinya kanker hati.

Multiple sclerosis:
Ditandai dengan kacaunya sistem kekebalan tubuh yang menyerang selaput pelindung saraf dan saraf tulang belakang yang disebut mielin. Peneliti menemukan kaitan mengonsumsi daging babi dengan kejadian timbulnya multiple sclerosis yang cukup signifikan. Kaitan ini justru tidak ditemukan pada konsumsi jenis-jenis daging lain, seperti daging sapi atau daging kambing.

Sebuah penelitian menemukan sebanyak 69 persen sampel daging babi positif mengandung Yersinia enterocolitica, yaitu sejenis bakteri yang kerap menginfeksi anak-anak. Mikrobakteri lain juga ditemukan pada daging babi, yaitu entrococus, staphylococcus aureus, salmonella, dan listeria yang jelas-jelas merugikan kesehatan seseorang yang mengonsumsinya.

Saran Jitu Menghindari Diri dari Bahaya Daging Babi

Seperti jenis-jenis daging lainnya, daging babi dapat diolah dengan beragam cara. Namun sebelumnya, ada baiknya jika Anda coba menelaah poin-poin di bawah ini sebelum menikmati daging babi.

  • Cek label produk daging sebelum membeli. Hanya pilih produk daging babi yang telah memiliki sertifikasi legal.
  • Cuci bersih kedua tangan sebelum mengolah daging.
  • Saat membeli daging, pilihlah potongan yang tanpa lemak.
  • Periksa kembali lemak pada daging babi sebelum dimasak, sisihkan.
  • Hindari menggoreng daging dengan minyak. Proses menggoreng dengan minyak hanya akan meningkatkan kadar kalori dan menyerap lemak dari minyak.
  • Hindari menambahkan lemak babi ke dalam saus barbeku atau makanan.
  • Jika Anda makan di restoran, pilih menu daging yang dibakar atau dipanggang, ketimbang digoreng.
  • Hindari mengonsumsi daging mentah atau memasaknya kurang matang yang bisa mengakibatkan penyakit trikinosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacing. Gejalanya bisa bermacam-macam, dimulai dari mual, diare, kelelahan, muntah, demam, sakit perut, bengkak di wajah dan mata, gangguan pernapasan, atau hingga bisa mengakibatkan kematian.

Jangan lupa untuk selalu mengimbangi konsumsi daging yang berlemak dengan diet sehat yang tinggi serat dan vitamin. Cara-cara yang bisa dilakukan cukup mudah, kurangi porsi makan untuk menghindari kekenyangan, mengatur pola makan tanpa daging dalam seminggu, mengganti konsumsi daging merah dengan ikan, dan cobalah untuk menambahkan asupan sayur-sayuran dan kacang-kacangan ke dalam menu harian Anda yang menyehatkan.

Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya, terutama bagi penyuka sajian daging babi, untuk jangan mengonsumsinya secara berlebihan. Konsumsi daging babi juga mengandung risiko terinfeksi cacing pita. Konsultasikan kepada dokter bila mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan demi mendapatkan pertolongan yang tepat.

Sumber: alodokter.com

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan