Momen Imlek, Mencari Keberkahan dari Sepiring Yu Sheng

Yu sheng, kuliner khas peranakan Tionghoa berisi sayuran dan potongan ikan. (CNN Indonesia / Oktaviani Satyaningtyas)
Loading...

Menitone.com – Tahun baru China atau Imlek bagi mereka keturunan Tionghoa bukan hanya sekadar perayaan. Momen tersebut adalah waktu untuk bersyukur, dan mencari keberkahan, bahkan dari sepiring makanan bernama yu sheng.

Yu sheng, dikenal juga dengan yee sang, adalah makanan yang terdiri dari aneka sayuran dan bahan lainnya. Bentuknya sekilas mirip salad. Berwarna-warni dari belasan, bahkan puluhan bahan.

‘Salad’ disajikan dalam sebuah piring cekung besar dan wajib disantap bersama-sama.

Makanan ini punya sejarah panjang dan sebenarnya lebih banyak dikenal oleh peranakan di sekitar Semenanjung Malaya, termasuk Malaysia dan Singapura. Untuk di Indonesia, ye sang dikenal di Bangka dengan nama ng-sang.

Loading...

Konon, makanan ini muncul pada era Dinasti Song Selatan antara 960 hingga 1279 Masehi. Semua bermula dari tradisi Renri atau saat nelayan Guangzhou menangkap ikan pada hari ke-tujuh Imlek.

Ikan yang ditangkap, disajikan, diiris, dan dihidangkan bersama potongan lobak dan wortel, serta diberi bumbu yang terdiri dari minyak, cuka, dan gula.

Tradisi makan ini kemudian dibawa oleh pedagang China ke Semenanjung Malaya semasa penjajahan Inggris dan mulai terkenal di daerah tersebut seperti Malaysia, Singapura, dan Bangka.

Pada 1964, sebuah restoran bernama Lai Wah di Singapura membuat versi yu shang modern. Versi modern tersebut digarap oleh Lau Yeok Pui, Tham Yui Kai, Sin Leong, dan Hooi Kok Wai. Versi mereka yang kemudian terkenal hingga kini.

Beda bahan, beda makna

Kini, yu sheng terdiri dari belasan bahan yang terdiri dari sayuran, pangsit, dan irisan ikan salmon. Sebagai pelengkap, berbagai bumbu seperti wijen, jeruk nipis, bubuk herbal, kacang tanah, lada, minyak, dan saus khas yu sheng.

“Bahan yu sheng bisa beragam, paling sedikit ada 15 sampai 20 bahan. Namun, dalam beberapa versi bisa mencapai 27 bahan makanan,” kata pakar kuliner William Wongso saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

“Namun meski terdiri dari berbagai sayuran dan bumbu, komponen ikan dalam yu sheng tidak boleh dihilangkan,”

Beragam bahan yang dimiliki yu sheng punya arti tersendiri, dan berbeda tergantung niat sang pembuat. Namun, secara umum ada beberapa makna yang seragam.

Makna seragam tersebut seperti ikan memiliki makna rezeki berlimpah, wijen melambangkan kemakmuran, lobak untuk kemajuan, minyak sebagai simbol mengalirnya rezeki, saus untuk kelancaran jodoh, pangsit sebagai lambang uang, kacang tanah dianggap sebagai emas, dan jeruk nipis sebagai lambang keamanan.

“Dalam bahasa Mandarin, ikan memiliki pelafalan yang sama dengan kata ‘berlebihan’. Sehingga, menyantap ikan saat perayaan imlek diharapkan mampu memberikan rezeki yang ikut berlebih,” kata William.

Semoga beruntung

Sebagai bagian dari tradisi, mengonsumsi yu sheng punya tata cara sendiri. Hal pertama yang harus dipahami adalah mengonsumsi yu sheng menuntut kebersamaan, sehingga anggota keluarga diwajibkan berkumpul mengelilingi meja makan saat akan yu sheng dihidangkan.

Ketika yu sheng datang dan tersaji di meja, para anggota keluarga wajib mengucapkan “gong xi fat cai wan shi ru yi” sembari menuangkan bumbu dan saus. Kalimat tersebut bermakna, “selamat atas kesuksesan dan semoga segala permohonan dapat terkabul”.

Saat potongan ikan, biasanya salmon, ketika dituang ke atas yu sheng, wajib mengucapkan “nian nian you yu da ji da li”. Kalimat tersebut berarti “semoga beruntung dan seluruh keluarga diberikan kebersamaan sepanjang tahun mendatang”.

Setelah seluruh bahan siap di atas piring saji, semua anggota keluarga mesti ikut mengaduk yu sheng.

Dengan sumpit, semua anggota keluarga mengaduk ‘salad’ tersebut bersamaan dan kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Saat diangkat, bahan yu sheng tidak boleh berceceran.

Pengangkatan bahan yu sheng tersebut melambangkan doa dan harapan setiap orang terpanjat setinggi mungkin. Karena melambangkan mendapatkan keberkahan dan rezeki, maka bahan yang tumpah dianggap karunia yang terbuang percuma.

Ketika prosesi sudah usai, yu sheng dapat dinikmati bersama. Biasanya, keluarga peranakan atau Tionghoa akan bersemangat menikmati makanan ini. Rasa segar dari sayuran, asam manis dari saus, gurih dari ikan dan kacang akan bercampur membuat suasana makanan yang menyenangkan.

Susasana itulah yang ingin didapat sebagai sebuah keberkahan paling sederhana dari sepiring makanan bernama yu sheng. Gong xi fa chai.

(cnn/cnn)

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan