News  

PSMTI Riau Sebut Perayaan Imlek Digelar Lebih Terbuka

Loading...

Menitone.com –  Perayaan Tahun Baru Imlek menjadi sangat penting bagi warga tionghoa sebagai momen peningkatan kualitas dan martabat kehidupan secara spiritual dan sosial. Pertukaran tahun baru tersebut diharapkan memberikan makna harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau Peng Suyoto, Ketua PSMTI Pekanbaru Mariana, Ketua Panitia Imlek Bersama 2017 Kamin dan Humas PSMTI Riau Ket Tjing ini akan Melaksanakan Perayaan Imlek bersma.

Peng Suyoto mengungkapkan, perayaan tahun ini akan berbeda. Kendati tidak ada dirayakan dengan kembang api secara resmi seperti biasa, namun tahun ini digelar lebih terbuka. Hal itu membuatnya optimis perayaan Imlek Bersama tahun ini akan lebih meriah.

’’Pertama ingin kami tekankan, ini bukan perayaan agama tapi murni budaya. Jadi akan lebih terbuka untuk siapa saja untuk menghadirinya. Kami juga akan mengundang organisasi lintas etnis, semua organisasi etnis di Riau akan hadir. Termasuk nanti organisasi Tionghoa Islam. Untuk menjamin kemeriahannya, kami juga sudah bekerja sama dengan Riau Pos sebagai media patner untuk ekspos mulai dari persiapan hingga penutupan,’’ sebut Peng.

Loading...

Mengenai penegasan bahwa Imlek ini bukanlah sebuah prosesi agama, kembali ditegaskan Ketua Panitia Imlek Bersama 2017 Kamin. Sejarahnya, kata dia, Imlek awalnya bermula dari festival penyambutan musim semi dan menandai berakhirnya musim dingin. Masyarakat Tionghoa di tanah leluhurnya membuat festival yang salah satu tujuannya untuk menyambut musim bercocok tanam yang dilakukan pada musim semi.

Soal kenapa pemilihan warna merah, ini sama sekali tidak berkaitan dengan kesukuan. Imlek identik dengan merah karena menurut cerita turun-temurun, saat perayaan atau pesta rakyat di awal-awal pelaksanaannya berabad-abad yang lalu, masyarakat sempat diganggu makhluk. Masyarakat jadi takut, tapi ternyata makhluk itu takut dengan seorang anak berbaju merah. Maka agar masyarakat tetap dapat merayakannya dan tidak diganggu makhluk tersebut, semua masyarakat akhir mengenakan baju merah hingga kini.

Acara akan dimulai dengan prosesi bazar yang akan digelar di Jalan Karet pekanbaru pada 19 – 22 Januari 2017. Selama bazar, akan ada pasar malam dan pentas budaya Tionghoa di Jalan Karet juga. Lalu pada puncak acara ini pada 21 Januari 2017, digelar prosesi utama dengan pengundang seluruh organisasi perwakilan lintas etnis di Provinsi Riau.

’’Pada 30 Januari 2017 akan dilaksanakan Imlek Bersama di Hotel Furaya, diisi pentas budaya dan dijadwalkan akan dihadiri Gubernur Riau. Pada 5 Februari 2017 akan digelar kegiatan Kaligrafi di Mal SKA. Untuk perayaan Cap Go Meh digellar pada 11 Februari. Tahun ini kami mengusung tema Dengan Semangat Bhineka Tunggal Ika Kita Bangun NKRI yang Harmonis,’’ kata Kamin.

Sependapatan dengan Peng Suyoto, Kamin juga menyebutkan, pihaknya meniadakan penembakan kembang api. Hal ini untuk menghormati dan menjaga kondisi harmonisasi serta untuk menghormati kondisi perekonomian Riau saat ini. Hingga diharapkan, festival ini jauh dari kesan foya-foya.

Sementara itu Bambang Ketua PSMTI Kota Dumai di temui Di tempat terpisah Menyapaikan Sejalan Apa yang sudah Di intruksikan Ketua Provinsi riau Kami akan menjalankanya sesuai dengan apa yang diarahkan.

“Ya sesuai dengam agenda kegiatan PSMTI Riau Pada Tahun ini akan melaksakan perayaan imlek denagan lebih terbuka yang inti lebih mengedepankan kebudayaan,di kota dumai sendiri pusat Perayaan imlek tetap dilaksanakan di kelenteng Hok long kiong Jalan Kelakap Tujuh,”Ujar Bambang Ketua PSMTI Dumai.(ckn)

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan