Pemerintah Siapkan Kredit Super Mikro Berbunga 4,5 Persen

Pemerintah juga menyiapkan sistem baru untuk penyaluran Kredit Super Mikro ini, yakni dengan sistem satu kartu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Loading...

Menitone.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah serius mengkaji pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berjangka waktu enam bulan dengan bunga sebesar 4,5 persen atau disebut Kredit Super Mikro untuk masyarakat.

Menurut Darmin, kredit ini akan lebih leluasa dan mudah dijangkau oleh masyarakat, terutama yang memiliki mata pencaharian di sektor pertanian.

Pasalnya, sistem kredit yang ditawarkan jauh lebih singkat dan memiliki bunga yang lebih rendah dari apa yang ditawarkan pemerintah saat ini, yakni berjangka waktu selama setahun dengan pengenaan bunga sebesar 9 persen.

“Petani keuntungannya banyak, karena tidak perlu pinjam dalam jangka setahun. Kalau setahun lumayan bayar bunganya 9 persen sedangkan 6 bulan hanya 4,5 persen,” ujar Darmin usai rapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (14/2).

Loading...

Ia mencontohkan, para petani memiliki sistem kerja setiap enam bulan sekali atau mengikuti jangka waktu pergantian musim untuk masa tanam dan masa panen. Oleh karenanya, para petani membutuhkan permodalan setiap enam bulan untuk menyiapkan masa tanam.

Terkait hal ini, Darmin memberi sinyal bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI yang akan diminta oleh pemerintah untuk melakukan uji coba kredit super mikro.

Pasalnya, berdasarkan realisasi penyaluran KUR 2016, BRI tercatat memiliki akses paling besar dalam mengalirkan dana KUR kepada masyarakat, yakni mencapai Rp69,45 triliun atau sekitar 73,56 persen dari total realisasi penyaluran KUR di tahun lalu yang mencapai Rp94,4 triliun.

Selain itu, berdasarkan catatan jumlah debitur, BRI mampu mengungguli beberapa bank lain dalam menggaet debitur, yakni mencapai 3,99 juta debitur sepanjang tahun lalu dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) hanya sekitar 0,32 persen atau jauh di bawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar lima persen.

Peluang Penyaluran Kredit

Namun begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa peluang penyaluran Kredit Super Mikro juga masih dikaji oleh pemerintah agar beberapa bank lain dan juga koperasi pula menyalurkan kredit super mikro tersebut.

Hanya saja, Sri Mulyani dan timnya membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk memastikan adanya komitmen dan kemampuan dari masing-masing lembaga perbankan tersebut. Pasalnya, pemberian kredit dengan jangka waktu singkat dan bunga yang kecil tentu diperhitungkan dengan matang oleh perbankan.

“Dengan tetap menjaga diri dari kemampuan untuk tetap bergulir dananya. Bisa melalui koperasi, Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta lembaga, seperti modal ventura. Nanti kami lihat,” ujar Sri Mulyani pada kesempatan yang sama.

Sedangkan dari segi perhitungan porsi KUR yang akan diberikan untuk segmen kredit super mikro, setidaknya Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengalokasikan sekitar Rp1,1 triliun dari total target penyaluran KUR sebanyak Rp110 triliun di tahun ini.

Terkait rencana kredit super mikro, DPR menilai bahwa rencana ini akan membuat pemerintah lebih fokus untuk menyalurkan KUR kepada sektor-sektor yang lebih membutuhkan dan memenuhi variasi yang dibutuhkan untuk menjangkau kebutuhan permodalan masyarakat, terutama di sektor produktif yang ditargetkan dapat meningkat dari 22,6 persen di tahun lalu menjadi 40 persen di tahun ini.

“DPR meminta pemerintah, BI, dan OJK untuk terus meningkatkan penyaluran KUR dengan mengutamakan porsi KUR ke segmentasi lebih kecil,” ujar Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng.

Sistem Satu Kartu

Selain menyiapkan skema dari sisi waktu dan bunga, Darmin mengatakan, pemerintah juga menyiapkan sistem baru untuk penyaluran KUR ini, yakni dengan sistem satu kartu, selayaknya Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dengan satu kartu tersebut, Darmin menjamin pemberian kredit akan lebih mudah dari sisi akses dan juga administrasi sehingga pengajuan yang telah dilakukan pemohon kredit, langsung mendapat kucuran kredit ke masing-masing rekening kartu tersebut. Di sisi lain, seluruh transaksi pengajuan kredit dan penyaluran KUR akan terekam dalam satu kartu tersebut.

“Kalau terekam, nanti pemohon bisa mengatur. Tinggal pakai kartu itu mungkin dalam beberapa hari sudah bisa keluar kreditnya sehingga petani tidak perlu pinjam setahun,” imbuh Darmin.

[cnn/cnn]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan