News  

Jenderal Tito Karnavian: WNA Jangan Meracuni Indonesia

Kapolri Jenderal Tito Karnavian berjanji akan menindak tegas warga negara asing yang menyelundupkan narkotika ke Indonesia. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Loading...

Menitone.com – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengingatkan kepada Warga Negara Asing (WNA) agar tidak membawa masuk narkotika ke wilayah Indonesia.

Tito menyatakan, polisi akan menindak tegas para penyelundup narkotika.

“Sekaligus peringatan, kepada WN asing jangan coba-coba membawa narkoba ke Indonesia, meracuni Indonesia,” kata Tito di Monas, Jakarta, Minggu (16/7).

Pekan ini, polisi menembak mati satu WNA asal Taiwan, Lin Ming Hui, lantaran membawa sabu seberat satu ton.

Loading...

Lin Ming Hui bekerja sama tiga rekannya Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu dan Hsu Yung Li menyelundupkan sabu di Anyer, Banten.

“Saya sudah perintahkan kepada jajaran, yang utama kalau ada WN asing membawa narkoba, menarget Indonesia selesaikan secara adat,” tuturnya.

Menurut jenderal bintang empat itu, tindakan tegas itu merupakan peringatan keras kepada para bandar narkoba yang nekat menyelundupkan ke Indonesia.

“Selesaikan secara adat itu warning dari kanu. Sudah banyak kami lakukan, akan kami terus lakukan jika mereka masih berani,” ujar Tito.

Memutus Mata Rantai

Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengapresiasi langkah anak buahnya yang menembak mati satu WNA, penyelundup sabu satu ton lantaran melakukan perlawanan saat akan ditangkap.

Tindakan tegas di lapangan ini perlu dilakukan untuk memutus mata rantai.

Tito menjelaskan, peredaran narkotik terbangun karena ada penawaran dan permintaan. Untuk itu, penembakan terhadap Lin Ming Hui, menurut Tito, merupakan langkah memotong pasokan dari bandar besar ke pengedar hingga pemakai.

“Yang kami lakukan sekarang adalah memotong suplai, yaitu melakukan penangkapan, dan penegakkan hukum dengan keras,” tuturnya.

Polisi dan Badan Narkotika Nasional (BNN), kata Tito, kini tengah menyasar bandar-bandar besar narkotik karena mereka adalah jantung dari peredaran barang haram.

Tak hanya memotong pergerakan bandar, Tito juga bakal menekan dari para pengguna.

Tito menyadari dalam upaya menekan angka pengguna narkotik, Korps Bhayangkara tak bisa bekerja sendirian.

“Ini pekerjaan banyak orang, tidak hanya pemerintah, juga tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga, agar anaknya tidak terjebak di narkotika,” ujarnya.

Sumber : CNN Indonesia

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan