News  

Mengungkap Alasan di Balik Kesulitan Korban KDRT untuk Meninggalkan Pelaku: Kasus Mega Suryani Dewi

Mengungkap Alasan di Balik Kesulitan Korban KDRT
Loading...

Jakarta, 14 Agustus 2024 – Kasus pembunuhan Mega Suryani Dewi (24) oleh suaminya, Nando Kusuma Wardana (25), mencuat sebagai tragedi yang dimulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Mega, yang sebelumnya melaporkan kekerasan yang dialaminya ke pihak berwajib, ternyata laporan tersebut dihentikan. Meskipun pernah pisah rumah, Mega akhirnya memilih kembali tinggal bersama suaminya.

Keputusan korban untuk tetap bersama pelaku kekerasan adalah fenomena umum yang sering terjadi dalam kasus KDRT. Hal ini bisa tampak aneh bagi orang luar, namun dari sudut pandang korban, KDRT merupakan masalah yang kompleks dan sulit dihadapi.

Mengapa Korban KDRT Sulit Meninggalkan Pelaku?

Menurut Jason Whiting Ph.D dari Psychology Today, ada beberapa alasan mengapa korban KDRT sering kali kembali kepada pelaku atau sulit untuk meninggalkannya:

  • Gangguan Pola Pikir

Kekerasan dapat menyebabkan trauma serta gangguan pola pikir. Banyak korban merasa bahwa mereka pantas mendapatkan kekerasan, sehingga mereka mulai mewajarkan perilaku pelaku. Beberapa korban juga tidak menyadari bahwa mereka mengalami kekerasan, terutama dalam bentuk kekerasan mental, verbal, atau finansial yang tidak meninggalkan bekas fisik.

Loading...
  • Ketakutan

Pelaku KDRT sering menggunakan kekuasaan untuk mengontrol dan menakut-nakuti korban. Ancaman seperti kekerasan fisik yang lebih parah, pengambilalihan hak asuh anak, atau bahkan ancaman pembunuhan membuat korban merasa terintimidasi dan terjebak dalam hubungan yang berbahaya.

  • Keinginan untuk Menyelamatkan Pelaku

Beberapa korban merasa bahwa mereka harus menyelamatkan pelaku dan percaya bahwa hanya mereka yang dapat membantu pelaku berubah. Korban sering kali tetap bertahan dalam hubungan tersebut dengan harapan bahwa cinta dan kesetiaan mereka akan membuat pelaku berubah, meskipun pelaku terus mengulangi perilakunya.

  • Pertimbangan Anak-anak

Banyak korban, terutama perempuan, memilih bertahan karena mereka khawatir pelaku akan mengalihkan kekerasan kepada anak-anak mereka atau merusak keutuhan keluarga. Beberapa korban lebih memilih untuk tetap bersama demi anak-anak, berusaha menjaga mereka tetap memiliki kedua orang tua.

  • Pengalaman dan Ekspektasi Keluarga

Korban KDRT sering kali memiliki latar belakang pengalaman buruk dari keluarga mereka sendiri, seperti melihat kekerasan dalam rumah tangga di masa kecil. Ekspektasi dan tekanan dari keluarga juga dapat membuat korban merasa terpaksa untuk bertahan dalam hubungan yang tidak sehat.

  • Kendala Finansial

Ketergantungan finansial pada pelaku adalah alasan utama korban sulit meninggalkan hubungan tersebut. Korban sering kali tidak memiliki sumber pendapatan sendiri dan merasa bergantung pada pelaku. Pelaku kadang membatasi kemampuan korban untuk bekerja, memperburuk ketergantungan ini.

  • Isolasi

Pelaku sering mengisolasi korban dari keluarga dan teman-teman, membuat mereka merasa terasing dan hanya bergantung pada pelaku. Isolasi ini membuat korban merasa tidak memiliki dukungan sosial untuk keluar dari hubungan yang berbahaya.

  • Harga Diri yang Rusak

Manipulasi psikologis oleh pelaku dapat merusak harga diri korban, membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak mampu mengambil keputusan yang benar. Manipulasi ini membuat korban merasa bahwa hanya pelaku yang peduli dan dapat memberikan dukungan, sehingga mereka tetap bertahan dalam hubungan yang merugikan.

Memahami alasan-alasan ini dapat membantu kita lebih memahami kompleksitas pengalaman korban KDRT dan mendukung upaya-upaya untuk menyediakan bantuan dan solusi yang lebih efektif bagi mereka.

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan