News  

Makan Malam Terakhir Patrialis Akbar-Anggita Eka Putri

Ilustrasi antara Anggita Eka Putri dengan Patrialis Akbar. | foto: detikX
Loading...

Menitone.com – Sopan dan baik. Itulah kesan Anggita Eka Putri terhadap hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar, yang telah diberhentikan secara tidak hormat oleh Presiden Joko Widodo karena tersandung dugaan kasus suap di MK.

“Pagi-pagi suka dikasih ceramah atau video islami lewat WhatsApp. Religius banget. Suka ngingetin untuk ibadah, ke pengajian,” ucap Anggita saat ditemui detikX di sebuah tempat di Bogor, Rabu, 8 Februari 2017.

Anggita adalah perempuan yang sedang bersama Patrialis Akbar saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menangkapnya di Mal Grand Indonesia, Jakarta, pada 25 Januari lalu.

Janda beranak satu itu menuturkan ikut digelandang ke kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada malam penangkapan itu dan diperiksa selama 24 jam.

Loading...

“Ada delapan pertanyaan yang diajukan ke saya. Selama pemeriksaan, lebih banyak didiemin sama penyidiknya,” terang perempuan kelahiran tahun 1992 tersebut.

Informasi yang diperoleh detikX menyebutkan Patrialis dan Anggita mempunyai hubungan spesial. Sebuah mobil jenis city car dibeli Patrialis untuk Anggita.

Bahkan kabarnya mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu berencana mempersunting Anggita sebagai istrinya. Namun, saat dimintai konfirmasi, perempuan berparas cantik tersebut tidak menampik ataupun mengiyakannya.

“Sebaiknya tanya saja ke Pak Patrialis karena saya tidak enak. Kalau saya bilang ‘iya’, nanti pihak sana (Patrialis) membantah,” jelas Anggita, yang didampingi kerabatnya.

Begitupun saat ditanya soal hadiah yang diberikan Patrialis, Anggita memberikan jawaban mengambang. “He-he-he… Iih…, tanya sama bapaknya saja nanti, emang pernah dikasih apa gitu.”

Anggita mengatakan Patrialis beberapa kali berkunjung ke rumahnya. Patrialis diakui datang dua kali ke rumahnya, yang letaknya tak jauh dari stasiun kereta api Bogor.

“Main saja. Di rumah pasti ada ibu aku ketemu. Ketemu Ibu kalau di rumah ya biasa saja, seperti layaknya tamu,” katanya.

Kedatangan Patrialis ke rumah Anggita tentu tidak mencolok. Sebab, sejumlah tetangga Anggita yang ditemui detikX mengaku tidak pernah melihat Patrialis datang ke daerahnya.

Keluarga Anggita sendiri juga dikenal tertutup. Seorang pria paruh baya tetangga Anggita menuturkan hanya tahu ibunda Anggita pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPRD di Bogor lewat Partai Amanat Nasional, partai tempat Patrialis pernah berkecimpung.

“Setahu saya, dulu ibunya pernah nyalonin di PAN Bogor. Nah, mungkin ada kaitannya,” ujarnya.

Sedangkan informasi dari Anggita, dia baru berkenalan dengan Patrialis pada September 2016 di sebuah lapangan golf di kawasan Bogor.

Saat itu Patrialis bermain golf bersama Kamaludin, pria yang juga diciduk KPK dalam kasus suap uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Mahkamah Konstitusi.

Awalnya Anggita mengaku tidak mengetahui profesi Patrialis dengan alasan jarang menonton televisi. “Tapi Pak Kamal langsung bilang, ‘Coba buka Google, coba, ayo siapa.’ Dari situ saya tahu siapa Pak Patrialis,” kata Anggita.

Sejak itu, jika datang main golf, baik pada hari libur maupun kerja, Patrialis selalu menyapa dan berlanjut dengan bertukar nomor ponsel. “Saya kenal Pak Patrialis barengan dengan Pak Kamal (Kamaludin). Jadi kenalnya nggak sendiri-sendiri,” jelas Anggita.

Patrialis pun mulai kerap menyapa Anggita lewat ponsel. Juga mengirim ceramah atau nasihat via WhatsApp. Patrialis juga beberapa kali mengajak Anggita makan malam bersama. Namun Anggita mengaku selalu mengajak ibu dan keluarganya setiap kali makan malam bersama Patrialis.

Salah satunya saat makan malam di Mal Grand Indonesia, yang ternyata menjadi makan malam terakhir bersama Patrialis. Setelah makan malam di sebuah restoran yang terletak di lantai 3A Grand Indonesia, mereka menyempatkan diri mendatangi gerai Lancome.

“Itu sudah beres makan. Ingin lihat-lihat saja. Terus ya sudah, datang orang-orang itu. Aku pikir mau wawancara (Patrialis) biasa saja,” tuturnya.

Ia pun kaget. Lima orang yang datang menghampiri Patrialis ternyata bukan wartawan, melainkan penyidik KPK. Mereka langsung membawa Patrialis dan Anggita, sedangkan keluarganya dipersilakan pulang.

Anggita menegaskan sama sekali tidak tahu-menahu kasus yang melilit Patrialis. Dan setelah pemeriksaan pascapenangkapan itu, tidak lagi ada pemeriksaan lanjutan. Namun ponselnya hingga saat ini masih di tangan penyidik KPK.

“Aku sempat nanya ke penyidiknya (KPK), memangnya aku salah apa, Pak? ‘Sudah, nggak usah dipikir terlalu jauh. Sudah cukup keterangannya,’” cerita Anggita.

Pengacara Patrialis, Indra Sahnun Lubis, menyangkal kedekatan hubungan kliennya dengan Anggita. Menurut dia, Patrialis baru berkenalan dengan Anggita saat di Grand Indonesia itu.

Saat itu Patrialis sedang berada di sebuah restoran bersama teman-temannya sewaktu kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang. Tahu-tahu Patrialis didekati oleh Anggita untuk menawarkan apartemen.

“Dia (Patrialis) duduk di restoran. Nah, tahu-tahu ada wanita-wanita cantik menawarkan properti. Jadi dia kebetulan bicara dengan sales itu,” kata Indra saat ditemui detikX di kantornya, Apartemen Wijaya, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan.

“Jadi kenalnya di situ saja. Nggak mungkin punya hubungan apa-apa,” tandas Indra.

Secara terpisah, juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan, setelah pemeriksaan sebagai saksi pasca-operasi tangkap tangan, Anggita belum diperiksa lagi. Namun, jika dibutuhkan keterangannya, Anggita akan diperiksa kembali.

Terkait barang-barang yang sudah diterima Anggita dari Patrialis, Febri belum mau menjelaskan karena hal itu merupakan teknis penyidikan.

Sumber: detikX

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan