Ada Skenario Politik dalam Curhat Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Joko Widodo berdampingan dengan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyonodi Istana Merdeka. ©AFP PHOTO
Loading...

Menitone.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak ingin kehilangan panggung politik. Sejumlah skenario dipersiapkan dengan baik untuk memenangkan pasangan calon nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Skenario yang terlihat adalah turun gunung membantu kampanye beberapa hari menjelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Pemilihan waktu diyakini telah diperhitungkan dengan baik oleh mantan orang nomor satu di Indonesia itu.

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memperkirakan, SBY muncul menjelang akhir masa kampanye karena elektabilitas Agus-Sylvi diam di tempat bahkan menurun.

Menurut Arya, status SBY sebagai penguasa dua periode dipergunakan maksimal untuk menambah pundi-pundi pemilih Agus.

Loading...

“SBY sadar, beberapa survei menyebut stagnansi dan penurunan. SBY berharap posisinya memunculkan simpati untuk memilih Agus,” ujar Arya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (8/2).

Turun gunung diperkirakan tak lepas dari pergerakan pasangan lain. Kampanye rival Agus juga didukung elite partai seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

SBY mengonfirmasi desakan itu. Saat bersilaturahmi dengan relawan, ia menyatakan ikut memperjuangkan Agus karena ‘dibanding-bandingkan’ dengan Megawati dan Prabowo.

Kendati demikian, aksi itu tak bisa dibilang hanya ikut-ikutan atau kesiangan. Arya menilai SBY benar-benar memperhitungkan dengan baik.

“Kalau turun gunung sejak awal tentu akan menimbulkan persepsi kurang baik bagi Agus. Disinyalir cagub boneka, cagub bapak. Kalau sejak awal, nanti disebut SBY terlalu dominan,” Arya menjelaskan.

Bantuan SBY memang dianggap perlu lantaran Agus belakangan dihadapkan dengan dua perkara dugaan korupsi yang memerlukan keterangan pasangannya, Sylviana, sebagai saksi.

Pertama, dana hibah kwartir Daerah Pramuka DKI Jakarta dalam kapasitas Sylviana sebagai mantan Ketua Kwarda Pramuka. Kedua, selaku mantan Wali Kota Jakarta Pusat, Sylviana dimintai keterangan terkait pembangunan MAsjid Al Fauz.

Skenario ala SBY

Cuit dan curhat melalui media sosial Twitter serta konferensi pers juga dinilai sebagai bentuk skenario lain SBY memenangkan Agus. Arya menyatakan, efektivitas dua aksi itu demi mendongkrak elektabilitas Agus memang belum terlihat.

Namun Arya meyakini, langkah yang dilakukan SBY penuh pertimbangan. Jenderal bintang 4 TNI Angkatan Darat ini memang disebut-sebut ahli meracik strategi ketika memimpin Indonesia.

“Jadi yang dilakukan SBY bukan berada pada ruang kosong. Berbasis pada data. Saya enggak tahu data itu, tapi bukan semata-mata curhat, jadi ada satu skenario,” ucap Arya.

Beberapa pekan terakhir, cuit SBY menjadi fenomena tersendiri sehingga masuk trending topic Twitter. Seperti ketika ia mengeluh marak pemberitaan palsu (hoax), saat rumahnya digeruduk sejumlah mahasiswa, hingga bertanya kepada Presiden dan Kapolri mengenai hak tinggal di Indonesia.

Belum lagi konferensi pers klarifikasi karena merasa dituding memengaruhi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin menerbitkan fatwa Ahok menista agama. Saat itu, ia merasa dirinya disadap.

Aksi dan cuit SBY menimbukan pro kontra. Mulai permintaan sebaiknya Presiden keenam Indonesia ini mencuit hal positif yang mendinginkan suasana, hingga penilaian SBY sedang ‘bermain’ sebagai korban.

Meski demikian, Arya mengingatkan, penerima penghargaan lulusan terbaik militer 1973 ini terlatih untuk bertindak dan berpikir strategis.

“Yang dilakukan SBY tak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa kalangan mencemooh. Itu tidak bisa juga karena tipikal SBY berpikir terencana,” tuturnya.

Pengaruh tindakan SBY terhadap elektabilitas Agus diperkirakan baru terlihat beberapa hari mendatang secara bertahap.

[cnn/cnn]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan