Harga Melonjak Rp 60 Ribu, Waspada Hama Perusak Tanaman Pada Bawang Putih Impor

Loading...

Pada bawang putih, wool nematoda biasanya terletak di sela-sela siung atau piringan dasar umbi dan umumnya pada umbi yang terinfestasi ringan di lapangan. Pada kondisi kering, wool nematoda ini dapat bertahan lebih dari 20 tahun.

Ditylenchus Dipsaci termasuk nematoda yang secara ekonomi sangat merugikan akibat dampak kerusakan yang ditimbulkan pada berbagai jenis tanaman budidaya. Negara Amerika sendiri memasukkan nematoda tersebut sebagai OPT kategori A dari urutan kategori A sampai D.

“Kewaspadaan tinggi terhadap pemasukan bawang (putih, bombay, merah), baik untuk keperluan konsumsi maupun benih harus selalu diterapkan, terutama saat proses karantina. Wool nematoda D. dipsaci pada sisa-sisa kulit bawang dapat sampai ke lahan pertanian kita jika tidak dideteksi dengan baik. Atau saat terjadi salah penggunaan bawang konsumsi, tetapi dilakukan penanaman, maka tentu akan sangat berbahaya.”

Kementerian Pertanian sendiri telah menemukan mikroba Nematoda Ditylenchus Dipsaci atau sejenis hama penyakit berbahaya bagi tanaman bawang dan tanaman hias lainnya pada sejumlah bibit bawang putih impor asal China yang dilakukan oleh PT Tunas Sumber Rejeki (TSR). Temuan hama itu diketahui setelah pihak kementan melakukan uji laboratorium terhadap bibit bawang putih impor yang masuk ke gudang penyimpanan importir di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Loading...

Kepala Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian Banun Harpini menyatakan akibat temuan tersebut, PT TSR akan masuk ke daftar hitam. Pasalnya PT TSR selaku importir telah mengirim seluruh bibit ke Sumatera Utara untuk ditanam.

“Pihak pemilik telah menyalahi aturan karantina, di mana selama masa karantina komoditas telah dipindahtempatkan dan belum mendapat sertifikat pelepasan,” kata Banun dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Balai Besar Karantina Ikan Pertanian (BBKIPM) Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) belum lama ini juga menggagalkan impor 350 Kilogram (kg) bawang bombay mengandung hama berbahaya. Ratusan kg bawang asal Nigeria ini, rencananya akan dimanfaatkan untuk bibit pertanian bawang di Indonesia.

Kasie Pengawasan dan Penindakan Karantina Tumbuhan Bandara Soetta, Maulana Budi Dharma menuturkan, upaya importasi ini berhasil digagalkan setelah pihaknya meneliti bawang yang dibawa dari Nigeria tersebut. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, lanjut Budi, ratusan kilogram bawang bombay ini mengandung Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A1.

“Organisme ini yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Ini merupakan semua organisme pengganggu tumbuhan yang ditetapkan pemerintah, untuk dicegah masuk ke wilayah Indonesia. Atau semua jenis hama yang belum ditemukan di Indonesia,” terang Budi di BBKIPM Soetta, Senin (19/3/2018). (mdk/mdk)

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan