Kamu Bisa Punya Anak Kapan Saja Dengan Membekukan Sel Telur

Prosedur kedokteran untuk membekukan sel telur mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Namun, untuk sebagian wanita hal ini dapat dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan hamil.
Loading...

Menitone.com – Prosedur kedokteran untuk membekukan sel telur mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Namun, untuk sebagian wanita hal ini dapat dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan hamil.

Umumnya fasilitas kesehatan yang memberikan layanan membekukan sel telur, dapat mencairkan kembali sel telur pada kondisi semula yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kehamilan.

Memperpanjang Masa Subur Wanita
Berbeda dengan pria, masa subur wanita sangat terbatas. Kesuburan wanita akan mulai mengalami penurunan pada usia 30-an, terutama menjelang usia 40.

Pada kisaran usia ini, risiko keguguran dan kelainan bawaan pada bayi akan meningkat juga. Agak riskan untuk mengetahui fakta kewanitaan ini jika mengingat bahwa kini makin banyak wanita yang menunda pernikahan karena beragam alasan.

Loading...

Pembekuan sel telur dapat dianggap sebagai cara memperpanjang masa subur wanita sebagaimana sel telur seorang wanita di kisaran usia subur diambil dan disimpan untuk dimanfaatkan di masa depan.

Sel telur yang diambil akan dibekukan di fasilitas penyimpanan khusus. Usia yang disarankan untuk membekukan sel telur adalah akhir usia 20-an hingga pertengahan usia 30-an.

Sebagian klinik menolak membekukan sel telur pada wanita usia 38 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan sebuah penelitian menunjukkan kesuksesan implantasi untuk wanita yang sel telurnya dibekukan di umur 40 tahun hanya 8 persen. Sedangkan wanita yang sel telurnya dibekukan di umur 30-an memiliki kesuksesan implantasi sebesar 13 persen.

Selain itu, pembekuan sel telur merupakan salah satu alternatif bagi wanita yang tidak ingin melakukan program bayi tabung dengan cara membekukan embrio. Menurut agama atau prinsip tertentu, embrio yang merupakan gabungan dari sel telur dan sperma sudah dianggap sebagai calon bayi yang hidup.

Membantu Penderita Kanker
Bagi penderita kanker, membekukan sel telur bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kemungkinan hamil. Sebab, pengobatan kanker umumnya dapat memengaruhi kesuburan. Pengobatan kanker seperti radioterapi, kemoterapi, dan operasi dapat berdampak kepada penurunan fungsi organ reproduksi wanita dan pria.

Khusus pada wanita, pengobatan kanker berisiko mengganggu produksi sel telur pada ovarium dan/atau merusak dinding rahim. Pada penanganan kanker rahim, terdapat kemungkinan untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan rahim.

Sebaiknya mendahulukan prosedur pembekuan sel telur sebelum menjalani pengobatan kanker. Meski untuk pengobatan lain terhadap kanker, seperti terapi hormon, belum diketahui secara pasti akibatnya terhadap kesuburan.

Sekilas tentang Proses Pembekuan Sel Telur
Sebagai persiapan membekukan sel telur, dibutuhkan waktu 4-6 minggu dengan berbagai suntikan hormon dan pil KB untuk menstimulasi ovarium dan mematangkan sel telur.

Pada kondisi normal, ovarium mengeluarkan satu sel telur matang, tapi pada prosedur ini, dokter akan memberikan obat kesuburan untuk merangsang ovarium mengeluarkan lebih dari satu sel telur matang. Pada sebagian orang, efek dari obat kesuburan dapat menjadikan tubuh mengeluarkan hingga 25 sel telur.

Setelah dilakukan proses stimulasi ovarium, maka akan dilakukan pengambilan sel telur melalui jarum yang dimasukkan ke vagina. Sebelumnya, pasien sudah menjalani proses pembiusan.

Teknik terbaru dalam membekukan sel telur, yaitu ultra rapid cooling, dinilai dapat meminimalkan efek kerusakan pada sel telur. Teknik tersebut dapat memanfaatkan sel telur yang lebih sedikit, dengan kemungkinan hamil lebih besar.

Beberapa rumah sakit di Indonesia sudah menyediakan fasilitas pembekuan sel telur, khususnya bagi kamu yang merencanakan kehamilan di masa depan.

Namun perlu diketahui bahwa selain membutuhkan kesiapan mental, cara merencanakan kehamilan ini turut membutuhkan persiapan dana yang cukup besar. Konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan hal tersebut.

Sumber: alodokter.com

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan