News  

Psikolog Menilai Pernikahan ABG dan Nenek Tak Jadi Soal

Publik menilai pernikahan ABG dan nenek bisa menjadi masalah, terutama soal hubungan ranjang. Psikolog justru menilai hubungan tak jadi persoalan. (Foto: AFP PHOTO / STR)
Loading...

Menitone.com – Isu pernikahan pasangan remaja SMP (16 tahun) dengan seorang nenek (81 tahun) ternyata terus berkembang di media sosial dan selalu viral.

Dimulai dari keputusan mereka menikah sejak awal, pertentangan keluarga, hingga yang terkini mengintip mereka bulan madu di sebuah jembatan.

Foto-foto pernikahan Amanda Safitri dan Muhammad Fitrah Rizky sempat menghebohkan Facebook hingga pemberitaan internasional. Video pernikahan pasangan tersebut pun tak kalah viral.

Dampak Psikologi
Psikolog Mira Anin mengatakan dari segi usia, memang pernikahan pasangan ini tergolong tidak lazim. Namun jika perbedaan ini bisa diatasi, tentu tidak jadi masalah.

Loading...

“Mungkin bisa saya katakan, faktor usia bukanlah jadi hal yang penting,” kata Mira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (13/7).

Ia melanjutkan, mungkin banyak orang berpikir soal kebutuhan reproduksi keduanya atau menyangkut kebutuhan ‘ranjang’. Mira menuturkan bisa saja hal itu bukan jadi prioritas, melainkan kebersamaan dan kebutuhan afeksi atau kasih sayang.

Mungkin Selamat mendapat afeksi yang selama ini ia butuhkan dari Rohaya. “Mungkin pula kondisi psikologi Selamat tidak seperti (remaja) pada umumnya. Dilihat dari persepsi hal tersebut, mungkin ia wanita yang mengayomi, mengasihi, kebutuhan afeksinya terpenuhi darinya,” ujarnya menambahkan.

Seperti kehidupan pernikahan pada umumnya, kehidupan pernikahan Selamat dan Rohaya juga tidak bisa lepas dari sejumlah persoalan. Namun, Mira mengingatkan, ke depannya mereka akan menghadapi tantangan soal penyesuaian kondisi fisik.

Rohaya yang berusia 71 tahun kondisi fisiknya semakin menurun, sedangkan Selamat tentu kondisi fisiknya meningkat karena masih berusia 16 tahun.

Komunikasi
“Persoalan berikutnya adalah seperti kasus-kasus mainstream rumah tangga lainnnya yakni komunikasi. Yang laki-laki masuk usia remaja, perempuannya sudah usia lanjut, pola komunikasinya berbeda. Nggak usah pakai rentang usia beda, seumuran saja juga mengalami masalah komunikasi,” katanya.

Rentang usia yang begitu jauh ini juga mengundang komentar ‘miring’ dari lingkungan sekitar. Menurut Mira, hal ini juga bakal jadi tantangan yang berasal dari luar pasangan ini.

Ia berpendapat, rentang usia yang tak begitu jauh pun tetap saja mendapat komentar ‘miring’ lingkungan. “Jangankan yang terpaut jauh, yang pria lebih muda tiga tahun, lima tahun saja jadi bahan omongan, nikah sama berondong,” ujar Mira.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang komunal atau kolektif. Adalah hal yang tidak wajar saat menikah dengan pria yang lebih muda.

Ia juga berpendapat, masyarakat masih belum bisa menerima bahwa perbedaan individual yang kontras itu memungkinkan untuk hidup bersama.

Ketika terjadi kasus khusus seperti Selamat dan Rohaya, masyarakat langsung merespons miring. “Karena masyarakat kita masih beranggapan bahwa pria adalah kepala keluarga, lebih membimbing, lebih banyak pengalaman.

Bentuk pernikahan yang komplementer ya itu belum sepenuhnya diyakini. Jadi, masih tradisional. (Masyarakat menganggap lebih tua itu) lebih dewasa, mengayomi, membimbing,” tutupnya.

Sumber : CNN Indonesia

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan