Bupati Banyuwangi Lawan Hoax dengan Bukti dan Keterbukaan Informasi

Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi
Loading...

Menitone.com – Hoax adalah masalah bagi semua elemen. Bukan hanya masalah bagi pemerintah, tapi juga semua kelompok karena sejatinya hoax merugikan semuanya.

Intensitas hoax akhir-akhir ini meningkat, antara lain karena kompetisi politik di beberapa daerah. Semua pihak dirugikan, dan yang lebih dirugikan adalah masyarakat luas.

Hoax berarti mengerdilkan upaya-upaya pencerdasan publik, karena di dalamnya mengingkari fakta yang sebenarnya. Hoax sejatinya juga melecehkan kecerdasan publik, maka harus dilawan bersama-sama.

Melawan hoax adalah kampanye bersama, upaya bersama kita dalam merawat akal sehat. Saya berharap, semua pihak saling cross check atas semua informasi yang kita terima.

Loading...

Jika itu menyangkut pribadi seseorang, ada baiknya tabayyun ke yang bersangkutan. Jika terkait pemerintah, berbagai kanal bisa dimanfaatkan untuk cross check dan bertanya, baik lewat website, SMS center, atau media sosial.

Sisi positifnya: Maraknya hoax sejatinya juga menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik. Semakin informasi bisa diakses publik, jika ada hoax, maka semakin mudah terbantahkan.

Misalnya ada yg bicara bahwa pemerintah melakukan A dan itu dinilai kurang baik, jika informasi publik mudah diakses dan sebenarnya yang dilakukan pemerintah adalah B, maka dengan sendirinya kabar itu terbantahkan.

Sebagai contoh, saya pernah dibully soal menghamburkan dana untuk wisata, sehingga mengabaikan pendidikan dan kesehatan. “Bupati kok senangnya cuma bikin festival.” Diberitakan dan dibully di media sosial kalau APBD Banyuwangi hanya dihamburkan untuk festival wisata yang disebut hura-hura saja.

Tapi mudah saja mematahkan: di website dan di baliho-baliho kami pampang alokasi dana APBD. Festival wisata bahkan tak sampai 1% dari APBD.

Kita juga buktikan layanan kesehatan yang makin baik, Puskesmas jemput bola ke warga sakit, rumah sakit kita sebentar lagi naik tipe, beberapa penyakit yang sebelumnya harus dirujuk ke Surabaya kini bisa ditangani di Banyuwangi.

Bahkan, dengan pengembangan wisata, kita bisa tingkatkan pendapatan warga, dan itu terekam di data BPS, bukan karangan. Jadi dengan sendirinya hoax itu terbantahkan.

Saya juga pernah dibully dengan hoax terkait program Smart Kampung yang mensyaratkan adanya sambungan fiber optic ke desa-desa. Saat ini program lanjutannya sedang dijalankan.

Tapi saya dibully dan dikatakan berbohong, karena tidak ada penggalian jalan untuk pemasangan fiber optic. Saya dihajar. Padahal kita pakai metode memanfaatkan instalasi PLN, jadi tidak perlu gali jalan.

Dibuktikan juga saat ini ada 41 desa yang sudah jalan program Smart Kampungnya, dan tahun ini ditargetkan sudah 100 desa.

Saya kira, situasi saat ini sudah mengkhawatirkan. Orang saling hantam sana-sini, kebanyakan karena didorong soal perbedaan politik. Spektrum di pusat ini menjalar di daerah-daerah. Ada yang kemudian mengakhiri pertemanan. Pokoknya situasinya serba tidak nyaman.

Saya berharap ikatan kita sebagai bangsa kembali kuat, toleransi ditegakkan, bersama-sama pemerintah mendukung pembangunan. Hentikan produksi hoax, tegakkan kebersamaan.

Tantangan kita saat ini jauh lebih berat daripada soal Pilkada. Ada tantangan sains, pangan, penguatan UMKM, infrastruktur dan sebagainya.

Jangan sampai perbedaan politik yang bermuara pada mengalirnya hoax ini membuat kita kehilangan momentum untuk bersama-sama mempercepat pembangunan bangsa.

Terakhir, saya ingin berpesan: Pilkada adalah ajang lima tahunan, sedangkan pertemanan dan persaudaraan berlangsung selamanya.

Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan