News  

Hadapi Aksi Terorisme Harus Ada Sinkronisasi Seluruh Komponen Bangsa

Wiranto menyampaikan, pemerintah membentuk Satuan Tugas Provokasi Agitasi Propaganda (Satgas Proapro) untuk menangkal radikalisme dan terorisme di dunia maya. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Loading...

JAKARTA – Aksi terorisme yang dihadapi adalah prosesnya tidak tiba-tiba ada aksi. Proses panjang mulai dari proses rekrutmen, kemudian ada proses brainwashing dan proses pelatihan serta ajakan.

Hal ini dikemukakan Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5/2018) sore.

“Sehingga ada satu ujung dari proses itu, yaitu aksi-aksi yang dilaksanakan, terorisme,” kata Wiranto

Oleh karena itu, jelas Menko Polhukam, sebenarnya terorisme itu hidup di kalangan masyarakat, sumbernya juga masyarakat. Ia menambahkan bahwa para teroris itu hidup bersama-sama dengan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan.

Loading...

Melihat kondisi seperti itu, menurut Wiranto, tentunya yang menghadapi adalah secara bersama-sama. “Terorisme adalah musuh bersama, bukan musuh polisi, bukan musuh TNI saja, tapi musuh seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Menko Polhukam Wiranto mengingatkan, yang menjadi korban dari aksi terorisme juga rakyat, karena yang dilakukan adalah menakuti rakyat, mengancam rakyat, bahkan membunuh rakyat.

Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam menekankan, harus ada satu sinkronisasi, satu koordinasi di seluruh komponen bangsa ini menghadapi aksi terorisme bersama-sama.

Di lingkungan Kemenko Polhukam, menurut Wiranto, telah ada satu tekad untuk mengonsolidasikan seluruh kekuatan, mengkoordinasikan seluruh kekuatan, menyinkronkan kegiatan, dari semua kementerian/lembaga punya porsi masing-masing untuk bagaimana mencoba menetralisasi kegiatan terorisme dari mulai awal sampai ujung.

“Dari mulai kutub yang paling awal yaitu proses rekrutmen, kaderisasi, brainwash, sampai paling ujung yaitu aksi mereka. Nah itu yang kita bicarakan, kita sinkronkan sehingga kita mengharapkan kesadaran masyarakat bahwa kita harus menghadapi terorisme itu secara bersama-sama, secara menyeluruh,” terang Wiranto.

Yang penting, tegas Menko Polhukam, adalah bagaimana mengamankan event-event nasional yang segera akan digelar pada tahun ini dan tahun depan.

Ia mencontohkan ada Asian Games, pilkada serentak, kemudian ada juga perhelatan IMF di Bali. Agenda selanjutnya, lanjut Wiranto, tahun depan ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

“Semuanya adalah event-event penting yang harus kita amankan bersama. Karena itu merupakan suatu proses demokrasi yang menjadi milik bangsa yang harus kita amankan bersama,” tegas Wiranto.

Mengenai bagaimana detail operasinya, menurut Wiranto, Kapolri yang akan menjelaskan.

[Setkab]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan