PALESTINA – Tewasnya paramedis relawan Palestina, Razan al-Najjar, menjadi perbincangan dunia. Najjar mengalami kejadian nahas saat sedang memberikan pertolongan kepada demonstran yang terluka di perbatasan Gaza, Palestina, Jumat (1/5/2018). Razan Najjar menghembuskan napas terakhir tidak lama setelah peluru dari tentara Israel bersarang di dadanya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Ashraf Al-Qudra, Najjar mengenakan jas putih khas petugas medis ketika ia ditembak. Berdasarkan laporan New York Times, saat itu tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari seberang pagar dan mengenai bagian tubuh Najjar.
Pejabat kesehatan Gaza menyebut, Razan Najjar adalah orang Palestina ke-119 yang tewas sejak dimulainya aksi protes pada Maret Lalu. Kepergian Najjar tentu menyisahkan duka. Terutama bagi keluarganya. Ribuan orangpun menghadiri pemakaman Najjar. Teman-teman dan rekannya menangis meratapi kepergiannya.
Dilansir dari middleeasteye.net, ayah Najjar, Ashraf, membawa seragam berlumuran darah milik Najjar.
Seragam tersebut dipakai Najjar saat gugur bertugas. “Malaikatku meninggalkan tempat ini, dia sekarang berada di tempat yang lebih baik. Aku akan sangat merindukannya. Semoga jiwamu beristirahat dalam damai, putriku yang cantik,” katanya, dikutip dari middleeasteye.net.
Sebelum meninggal dunia, Najjar ternyata sempat berbicara dengan sang ayah. Dilansir dari Grid.ID, hal tersebut disampaikan oleh ayahnya. “Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang. Dan mengirim pesan ke dunia: Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja,” ujar ayah Najjar.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Najjar kepada ayahnya sebelum dia meninggal dunia. Kesedihan juga dirasakan oleh ibunya, Sabreen. Ia berkata sambil menangis mengenang kematian putrinya. “Mereka [Israel] tahu Razan, mereka tahu dia seorang paramedis, dia telah membantu mengobati luka sejak 30 Maret,” katanya.
“Putriku adalah sasaran para penembak jitu Israel. Peluru ledak langsung ditembak di dadanya, itu bukan peluru acak,” lanjut Sabreen. [Serambinews]
Comment