Kampanye Senyap Ahok-Djarot di Putaran Kedua

Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot diabadikan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (20/9/2016). @Kompas.com
Loading...

Menitone.com – Perubahan strategi kampanye kembali dilakukan duet calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot (Ahok) dan Saiful Hidayat di awal-awal putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah 2017 di DKI Jakarta.

Sejak hari pertama kampanye putaran dua pada Selasa (7/3) hingga menjelang akhir pekan lalu kegiatan Ahok tampak senyap. Djarot terlihat lebih kerap muncul sedangkan Ahok benar-benar jarang terlihat. Kegiatan kampanye pasangan petahana itu jauh kalah ramai jika dibandingkan dengan yang dilakukan lawannya Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Ahok pada Jumat (10/3) membeberkan alasan kenapa dirinya menutup diri di pekan pertama putaran kedua pilkada. Menurut Ahok jika agenda kegiatannya disebarluaskan maka keramaian di lokasi blusukan akan luar biasa dan justru membuat tujuan awalnya melakukan blusukan tak akan tercapai. “Kan agar tidak terlalu ramai, kalau terlalu ramai susah untuk jalan dan bertemu orang (masyarakat),” kata Ahok berdalih.

Ahok, yang menyandang status terdakwa kasus dugaan penistaan agama ini mengklaim di mode senyapnya tersebut telah mengunjungi banyak tempat, mulai Rawabuaya, Jatinegara, hingga Jagakarsa. Seluruh agenda blusukan itu berhasil ditutupi dengan baik sehingga terhindar dari publikasi ke masyarakat luas.

Loading...

Alasan menghindari keramaian itu pun dibenarkan oleh partai politik pendukung Basuki-Djarot. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengklaim menghindari keramaian memang sudah menjadi gaya dari Ahok.

Menurut Anggota Tim Pemenangan Ahok-Djarot Bidang Data dan Informasi itu kesunyian gerakan kampanye dilakukan Ahok secara alamiah dan tidak bisa dikatakan sebagai hal yang disengaja. “Itu gayanya ya, bukan disengaja tapi alamiah ada yang ramai ada yang diam. Namun jangan ramai-ramai terus lah,” kata Eva sembari menekankan bahwa meski kegiatan Ahok senyap namun tetap bekerja maksimal untuk meraup dukungan sebesar-besarnya dari warga.

Wakil ketua tim pemenangan Basuki-Djarot Wibi Andrino menuturkan tim pemenangan saat ini tengah menyusun strategi untuk menghadapi kampanye yang hanya akan berlangsung selama satu setengah bulan ini. Itu juga dijadikan alasan lain kenapa kegiatan Ahok di awal masa kampanye putaran kedua terkesan senyap. “Kami sedang menyusun strategi dulu,” ucap Wibi.

Wibi menekankan karena masa kampanye putaran kedua sangat singkat maka harus ada penyusunan kegiatan yang tepat sasaran. Dia tak ingin nantinya aktivitas baik Ahok maupun Djarot malah terkesan tak terarah dengan rapi. “Kita lihat nanti ke depannya dalam penyusunan strategi timses kami,” katanya.

Mencermati pola kampanye yang dilakukan Ahok dan tim suksesnya, peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandez menilai mode senyap yang diterapkan Ahok memang murni sebuah metode kampanye saja agar pergerakan kampanyenya sulit dideteksi oleh lawannya, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

“Itu pertimbangan agar Ahok bisa lebih intens bertemu warga atau agar pergerakannya sulit dideteksi pasangan lain,” kata Arya kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/3).

Bagi Arya, metode itu dilakukan agar Ahok bisa bertemu masyarakat dengan lebih intens. Pendapat itu seakan mendukung apa yang dikatakan Ahok bahwa dia ingin menghindari keramaian agar bisa lebih nyaman berkomunikasi bersama masyarakat.

Adanya publikasi berlebihan disebut Ahok bisa mengganggu kegiatan kampanyenya, dalam artian dia menjadi lebih sulit untuk mendengar aspirasi masyarakat.

Pengamat politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan cara kampanye yang dilakukan Ahok saat ini, salah satunya dengan tidak lagi bertatap muka dengan para pendukung di Rumah Lembang adalah strategi dari tim pemenangan.

Aditya menyorot metode senyap tersebut merupakan salah satu cara untuk mendorong Djarot ke permukaan dan agak menutupi sosok dari Ahok sendiri.

Di sini, tim pemenangan Ahok-Djarot ingin menonjolkan sisi halus tanpa ada kesan terburu-buru dari Djarot sekaligus mengurangi stigma negatif yang selama ini sudah melekat di diri Ahok.

“Djarot terlihat aktif blusukan dan diliput secara luas oleh media, sementara Ahok lebih memilih kampanye yg silent dan tidak diliput media karena bisa jadi pertimbangan untuk mengurangi sisi negatif dari Ahok dalam pemberitaan,” kata Aditya kepada CNNIndonesia.com.

Tim pemenangan Basuki-Djarot, kata Aditya, sangat sadar banyak ucapan-ucapan dari Ahok yang terkadang kontroversi dan berpotensi membuat suaranya menurun di putaran dua ini. Maka dari itu guna menghindari kemungkinan penurunan suara tersebut aktivitas Ahok dikurangi dan mendorong Djarot untuk lebih superior.

[rdk/cnn]

Loading...

Comment

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan